Kisah Penobatan Liverpool Juara Liga Inggris di Anfield dan Penantian 35 Tahun Berakhir

Angkat Trofi Juara Premier League, Liverpool Akhiri Penantian Panjang -  Inggris Bola.com

Pada malam penuh emosi di Anfield, sebuah penantian panjang akhirnya mencapai akhir bahagia. Liverpool Football Club resmi dinobatkan sebagai juara Liga Inggris musim 2019/2020, mengakhiri penantian 30 tahun – bukan 35 – sejak gelar terakhir mereka pada musim 1989/1990.

Momen itu menjadi lebih istimewa karena Liverpool tidak hanya menjadi juara, tetapi juga melakukannya dengan cara yang luar biasa. Di bawah asuhan Jürgen Klopp, Liverpool tampil dominan sepanjang musim, mencatatkan rekor kemenangan impresif dan mengunci gelar dengan tujuh laga tersisa — tercepat dalam sejarah Premier League.

Malam Bersejarah di Anfield

Karena pandemi COVID-19 yang melanda dunia saat itu, perayaan harus dilakukan tanpa kehadiran suporter di stadion. Namun, Anfield tetap berdiri megah dalam sorotan lampu, dihiasi spanduk-spanduk penuh semangat. Setelah laga terakhir di kandang melawan Chelsea, yang dimenangkan Liverpool dengan skor 5-3, seremoni penyerahan trofi digelar di tribun The Kop — ikon Anfield.

Kapten Jordan Henderson, dengan senyumnya yang tak bisa disembunyikan, mengangkat trofi Premier League ke udara, mengakhiri tiga dekade rasa lapar, harapan, dan kerja keras. Di sekelilingnya, para pemain melompat kegirangan, semburan kembang api dan musik kemenangan mengisi malam Liverpool.

Sebuah Penantian Penuh Cerita

Sejak 1990, Liverpool telah mengalami banyak naik-turun — berganti manajer, hampir bangkrut, hingga mendekati gelar beberapa kali namun selalu gagal. Era Rafael Benítez, Brendan Rodgers, hingga ke tangan Klopp membentuk perjalanan emosional yang panjang.

Puncaknya, Klopp yang bergabung pada 2015 membawa perubahan budaya besar: “Dari Doubters menjadi Believers.” Setelah kesuksesan menjuarai Liga Champions pada 2019, Liverpool akhirnya mencapai mahkota yang paling dinantikan — menjadi raja di tanah Inggris.

Bukan Sekadar Gelar

Bagi para pendukung Liverpool di seluruh dunia, ini lebih dari sekadar trofi. Ini adalah pembuktian atas kesetiaan mereka, rasa cinta tanpa syarat, dan bukti bahwa kepercayaan tidak pernah sia-sia. Bagi banyak fans, momen ini adalah pengingat akan generasi sebelumnya — ayah, ibu, kakek, dan nenek — yang telah menunggu momen ini namun tak sempat menyaksikannya.

Liverpool bukan hanya mengakhiri penantian mereka; mereka melakukannya dengan penuh gaya, meraih 99 poin, memecahkan banyak rekor, dan menetapkan standar baru untuk keunggulan.

Warisan Penobatan di Anfield

Malam penobatan itu tetap menjadi salah satu malam paling ikonik dalam sejarah Liverpool. Meskipun stadion kosong, emosi dan kebanggaan meluap di seluruh dunia. Dari jalanan Liverpool hingga belahan dunia lain, para fans bersorak, menangis, dan bernyanyi:
“You’ll Never Walk Alone” — sebuah lagu yang kini terdengar lebih bermakna dari sebelumnya.

Baca Juga: Kontrak Baru buat Ronaldo di Al Nassr: Gaji Nyaris Rp 4 T