Barcelona kembali menjadi sorotan setelah muncul kabar bahwa klub raksasa Spanyol tersebut bisa terdampak serius oleh sanksi Financial Fair Play (FFP) dari UEFA. Situasi ini berpotensi mempengaruhi partisipasi mereka di Liga Champions, sebuah kompetisi elite yang menjadi ladang prestise dan pemasukan besar bagi klub-klub top Eropa.
Masalah Keuangan yang Berlarut
Dalam beberapa tahun terakhir, Barcelona terus bergulat dengan masalah finansial yang cukup pelik. Sejak ditinggal Lionel Messi dan berusaha merombak skuad demi menekan pengeluaran, keuangan klub belum sepenuhnya pulih. Meski sudah melakukan berbagai strategi seperti “economic levers” (menjual sebagian aset dan hak siar), UEFA tampaknya mulai gerah dengan cara Barcelona mengakali aturan FFP.
Menurut laporan dari media Eropa, UEFA tengah memantau ketat kondisi finansial klub-klub yang tampil di kompetisi antarklub Eropa. Barcelona termasuk di antaranya, dan hasil audit keuangan musim lalu menunjukkan adanya potensi pelanggaran terhadap regulasi FFP.
Potensi Sanksi dan Imbasnya di Liga Champions
Jika terbukti melanggar FFP, Barcelona bisa dijatuhi sanksi mulai dari denda finansial, pembatasan aktivitas transfer, hingga larangan tampil di kompetisi Eropa. Salah satu yang paling mencemaskan adalah kemungkinan dilarangnya Blaugrana untuk tampil di Liga Champions musim 2025/26, meskipun secara prestasi mereka berhasil lolos.
UEFA diketahui semakin tegas dalam menegakkan aturan FFP, apalagi setelah beberapa kasus sebelumnya menuai kritik karena dianggap pilih kasih. Dalam beberapa tahun terakhir, klub-klub seperti Manchester City dan PSG juga sempat dalam radar pengawasan UEFA. Barcelona kini menghadapi risiko yang sama, terutama jika mereka tidak mampu memperbaiki struktur keuangannya dalam waktu dekat.
Reaksi dari Internal Klub
Pihak manajemen Barcelona, termasuk Presiden Joan Laporta, belum memberikan pernyataan resmi terkait kemungkinan sanksi UEFA. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa klub tengah menyiapkan dokumen dan klarifikasi untuk membuktikan bahwa mereka tidak melanggar aturan.
Direktur olahraga Barcelona, Deco, sebelumnya sempat mengungkapkan bahwa klub masih dalam proses konsolidasi keuangan. Ia menegaskan bahwa semua langkah transfer dan pengeluaran sudah sesuai dengan pedoman yang berlaku, meski tetap mengakui adanya tekanan dari pihak regulator.
Ancaman Bagi Proyek Jangka Panjang Xavi
Ancaman sanksi dari UEFA jelas menjadi gangguan besar bagi proyek jangka panjang yang sedang dibangun Xavi Hernandez. Sebagai pelatih kepala, Xavi berupaya membangun tim kompetitif yang bisa kembali berjaya di Eropa. Namun, tanpa jaminan tampil di Liga Champions, daya tarik klub untuk merekrut pemain bintang akan menurun drastis.
Selain itu, kehilangan pemasukan dari hak siar dan hadiah uang Liga Champions juga akan memperburuk neraca keuangan klub yang sudah rapuh.
Kesimpulan
Sanksi Financial Fair Play dari UEFA bukan sekadar ancaman bagi Barcelona, melainkan bisa menjadi pukulan telak yang memperlambat proses kebangkitan klub. Jika terbukti bersalah, absennya Barcelona dari Liga Champions bukan hanya kerugian finansial, tapi juga reputasi. Dalam waktu dekat, klub perlu bertindak cepat, transparan, dan patuh pada aturan jika ingin menghindari konsekuensi paling berat dari UEFA.
Baca Juga: Juventus Sodorkan Tawaran Berani: Tiga Pemain Demi Jadon Sancho!